Minggu, 06 September 2020

Seni Patung (Seni Budaya Kelas IX/1)

Kompetensi Dasar:
3.2. Memahami  konsep dan prosedur karya seni patung dengan beragam media dan teknik.
4.2.  Membuat karya seni patung dengan beragam media dan teknik.

Setelah mempelajari Bab ini, siswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian patung.
2. Mendeskripsikan fungsi-fungsi patung.
3. Mengklasifikasikan jenis-jenis patung berdasarkan bentuk patung.
4. Mendeskripsikan berbagai macam bahan dan media dalam berkarya seni patung.
5. Mendeskripsikan teknik-teknik berkarya seni patung.
6. Berkarya seni patung dari salah satu teknik dengan bahan yang ada di sekitar.


A. Pengertian dan Fungsi Patung

    Patung diartikan juga sebagai plastic art atau seni plastik karena patung identik dengan sebuah cipta karya manusia yang meniru bentuk dan memiliki keindahan (estetik). Tidak terbatas pada bentuk manusia, tetapi lebih luas lagi yang meniru bentuk apa pun dapat disebut seni patung. Patung bersifat 3 dimensi atau benda yang bervolume, artinya bias dilihat dari berbagai arah.

    Beberapa pendapat tentang Seni Patung, diantaranya:

1. Mike Susanto (2011:296)

    Seni patung adalah sebuah tipe karya tiga dimensi yang bentuknya dibuat dengan metode subtraktif (mengurangi bahan seperti memotong, menatah) atau aditif (membuat model lebih dulu seperti mengecor dan mencetak).

2. Soenarso dan Soeroto (1996: 6)

    Seni patung adalah semua karya dalam bentuk meruang.

3. Menurut Kamus Besar Indonesia

    Patung adalah benda tiruan, bentuk manusia dan hewan yang cara pembuatannya dengan dipahat.

4. B.S. Myers (1958: 131–132)

    Seni patung adalah karya tiga dimensi yang tidak terikat pada latar belakang apa pun atau bidang mana pun  pada suatu bangunan.

    Hampir sama dengan seni lukis, seni patung juga sudah dikenal di Indonesia sejak zaman prasejarah. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi pembuatan karya seni patung seperti suku Asmat di Papua, terkenal dengan patung primitif. Pada masa kerajaan Hindu-Budha di Jawa dan Bali, banyak sekali di temukan hasil karya seni patung terutama di candi Hindu dan Buddha yang bercorak tradisional. Pada masyarakat tradisional, pembuatan karya patung seringkali dihubungkan dengan kegiatan religi seperti pemujaan kepada dewa atau arwah nenek moyang. Pada karya-karya seni patung modern, pembuatan karya seni patung merupakan ekspresi individu penciptanya karena lebih bebas dan bervariasi.

    Secara umum berdasarkan pembuatannya, seni patung ada 3 macam, yaitu:

1. Patung sebagai Fungsi Personal

    Karya seni patung diciptakan semata-mata untuk  kepentingan personal (pribadi), sebagai ekspresi perasaan, dan ungkapan pribadi termasuk tujuan religi (sarana beribadah). Patung pada zaman dahulu dibuat untuk kepentingan keagamaan, pada zaman Hindu dan Buddha, patung dibuat untuk menghormati Dewa atau untuk mengenang orang-orang yang di agungkan, misalnya raja atau pimpinan mereka. Patung juga dianggap memiliki sejarah tinggi atau bahkan yang menggambarkan sebagai dewa dan symbol orang-orang yang diteladani, serta dijadikan sarana sebagai mendekatkan diri kepada tuhan, sehingga patung dijadikan sebagai media pemujaan.

2. Patung sebagai Fungsi Sosial

    Patung diciptakan untuk memperingati suatu peristiwa yang bersejarah atau mengenang jasa seorang pahlawan besar dalam sebuah bangsa atau kelompok. Dalam catatan sejarah, misalnya patung untuk monument.

3. Patung sebagai Fungsi Fisik

    Patung bernilai estetika, artinya menciptakan dan membuat patung semata-mata untuk dinikmati keindahannya. Patung-patung yang dibuat sengaja untuk menghiasi sebuah taman, sebagai dekorasi di sebuah gedung, dan juga berfungsi memperindah sebuah kontruksi bangunan.

B. Bentuk dan Jenis Patung

    Dilihat dari perwujudannya, ragam seni patung modern dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. Bentuk Imitatif (Realisme/Representatif).

    Corak ini merupakan tiruan  dari bentuk alam (manusia, hewan, dan tumbuhan). Perwujudannya berdasarkan fisio plastis atau bentuk fisik baik anatomi proporsi, harmoni dan kesatuan unity bentuk. Patung corak realis tampak pada karya Hendro, Trubus, Saptoto, dan Edy Sunarso.

b. Bentuk Non Figuratif (Abstrak)

    Patung ini secara umum sudah meninggalkan bentuk-bentuk alam untuk perwujudannya, bersifat abstrak. Patung yang tidak menampilkan bentuk yang umum dikenal seperti bentuk-bentuk yang ada di alam. Ia mengolah elemen-elemen rupa tri-matra seperti; garis, bidang, ruang, dan memperlakukan unsur-unsur rupa tersebut sebagaimana adanya dan tidak menggambarkan bentuk-bentuk alam.

C. Bahan dan Alat Dalam Berkarya Seni Patung

1. Bahan

    Bahan seni patung dapat dibedakan menjadi Empat, yaitu:

a. Bahan Lunak

    Bahan lunak adalah material yang empuk dan mudah dibentuk misalnya: tanah liat, lilin, sabun, plastisin, dan bahan yang mudah dibentuk lainnya. Kelebihan dan kekurangan bahan lunak seperti sabun, mudah di bentuk, tetapi ukurannya kecil, sehingga ada keterbatasan dalam berkarya yang lebih besar.

b. Bahan Sedang

    Artinya, bahan itu tidak lunak dan tidak keras. Contohnya kayu, waru, kayu sengon, kayu randu, dan kayu mahoni.

c. Bahan Keras

    Bahan keras dapat berupa kayu atau batu- batuan. Contohnya kayu jati, kayu sonokeling, dan kayu ulin. Bahan keras antara lain batu padas, batu granit, batu andesit, dan batu pualam (marmer).

d. Bahan Cor/Cetak

    Bahan yang dipakai untuk peroses ini antara lain semen, pasir, gips, logam, timah, perak, emas, dan juga beberapa bahan kimia seperti fiber atau resin.

e. Bahan–bahan lain yang ada di sekitar atau benda bekas lainnya, misalnya kertas

2. Alat

    Peralatan yang digunakan untuk membuat patung tergantung kepada bahan dan teknik yang digunakan :

a. Butsir

    Butsir adalah alat bantu untuk membuat patung terbuat dari kayu dan kawat.

b. Meja putar

    Meja putar adalah meja bulat yang bisa berfutar, fungsinya untuk memudahkan dalam mengontrol bentuk dari berbagai arah.

c. Pahat

    Pahat adalah alat untuk memahat, mengurangi, atau membentuk bahan batu dan kayu, atau bahan keras lainnya.

d. Sendok adukan

    Sendok adukan berfungsi untuk mengambil adonan dan menempelkannya pada kerangka patung.

e. Alat las karbit/listrik


D. Teknik Berkarya Seni Patung

    Dalam berkarya seni, proses pembuatannya disebut teknik. Dalam berkarya seni patung, ada beberapa teknik, antara lain:

1. Teknik Pahat

    Yaitu mengurangi bahan menggunakan alat pahat. Misalnya, membuat patung dan relief dengan bahan dasar kayu dan batu. Alat yang digunakan adalah pahat dan palu.

2. Teknik Butsir

    Yaitu membentuk benda dengan mengurangi dan menambah bahan. Misalnya, membuat keramik dengan bahan dasar tanah liat. Alat yang digunakan adalah sudip.

3. Teknik Cor

    Yaitu membuat karya seni dengan membuat alat cetakan. Kemudian dituangkan adonan berupa semen, gips, dan sebagainya sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Alat yang digunakan adalah cetakan.

4. Teknik Cetak

    Yaitu membuat karya seni dengan cara membuat cetakan terlebih dahulu. Misalnya, membuat karya patung kerajinan dengan bahan dasar tanah liat dan semen.

5. Teknik Assembling (Merakit)

    Yaitu membuat sebuah komposisi/sambungan dari material seperti besi, logam, tembaga, atau berbagai macam material seperti benda/found objek, kertas, kayu, dan tekstil. Bisa dengan cara las listrik, menyambung dengan lem untuk membuat karya untuk mendapatkan bentuk tertentu. Misalnya, berkarya seni patung kontemporer dengan bahan dasar logam atau besi.

E. Praktik Berkarya Seni Patung

1. Patung Bahan Lunak

    Teknik yang digunakan adalah teknik pijat (membentuk). Langkah–langkahnya sebagai berikut:

a) Buatlah sketsanya terlebih dahulu.

b) Tentukan bahan lunaknya, misalnya tanah liat. Untuk banyaknya bahan, sesuaikan dengan desain yang dibuat. Siapkan alat seperti butsir dan meja putar.

c) Tempatkan tanah liat di tengah meja putar. Meja putar dipakai untuk memudahkan dalam proses pengerjaan karena bisa diputar dan melihat perbandingan dari segala arah.

d) Bentuk bahannya, dengan cara dipijat-pijat hingga mendekati model yang diinginkan. Lakukan pengamatan dan disesuaikan dengan model sketsanya.

e) Setelah terbentuk secara global, sempurnakan bentuk dengan alat bantu seperti butsir atau alat lain yang diperlukan. Sempurnakan dengan pembentukan lebih detail dan dihaluskan.

2. Patung Bahan Keras

Teknik ini dengan cara dipahat/diukir, langkah–langkahnya sebagai berikut: 

a) Sama dengan langkah dengan bahan lunak. Buatlah sketsa/desain dan tentukan ukurannya.

b) Siapkan balok kayu/batu sesuai ukuran yang kita inginkan. Sesuaikan dengan sketsa yang kalian buat.

c) Pindahkan gambar/pola di atas permukaan kebahan kertas tersebut.

d) Lakukan pemotongan untuk mengurangi jika masih terlalu besar. Lakukan pembentukan sedikit demi sedikit dengan alat hingga mendekati bentuk global.

e) Buatlah bentuk global yang lebih detail. Lakukan dengan pengamatan sehingga sesuai dengan sketsanya.  

f) Lanjutkan dengan membuat yang lebih detail/sempurna dan haluskan dengan amplas.

g) Finishing dengan cat melamin/akrilik.


Baca juga: Seni Lukis (Seni Budaya Kelas IX/1)


Sumber: Seni Budaya Kelas IX

Penerbit: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud 


Comments


EmoticonEmoticon