Sabtu, 12 Maret 2022

Berkarya Seni Rupa 3D (Seni Budaya Kelas X/1)


Berkarya Seni Rupa 3D

Peta Konsep:

1. Pengertian Karya Seni Rupa 3D

2. Jenis Karya Seni Rupa 3D

3. Tema dan Fungsi dalam Karya Seni Rupa 3D

4. Nilai Estetis Karya Seni Rupa 3D

5. Proses Berkarya Seni Rupa 3D


    Setelah mempelajari Bab 2 ini, peserta didik diharapkan dapat mengapresiasi dan berkreasi seni rupa, sebagai berikut

1. Mengidentifikasi jenis karya seni rupa tiga dimensi (3D), berdasarkan tema dan fungsinya

2. Mengidentifikasi nilai estetis dalam karya seni rupa 3D,

3. Membandingkan jenis karya seni rupa 3 dimensi, berdasarkan tema dan fungsinya

4. Membandingkan nilai estetis dalam karya seni rupa 3D,

5. Membuat konsep berkarya seni rupa 3D

6. Membuat sketsa karya seni rupa 3D dengan melihat model mahluk hidup

7. Membuat sketsa karya seni rupa 3D dengan melihat model benda mati (still life)

8. Membuat karya seni rupa 3D dengan melihat model mahluk hidup

9. Membuat karya seni rupa 3D dengan melihat model benda mati

10. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam proses berkarya seni rupa 3 dimensi,

11. Menyajikan karya seni rupa 3D hasil buatan sendiri

12. Mempresentasikankarya seni rupa 3D hasil buatan sendiri dengan lisan maupun tulisan.\


A. Pengertian Karya Seni Rupa Tiga Dimensi (3D)

    Pada bab I kamu sudah mempelajari dan membuat karya seni rupa dua dimensi. Tentu kamu sudah dapat membedakan karya seni rupa dua dimensi dengan karya seni rupa tiga dimensi.

    Unsur ruang merupakan salah satu ciri pembeda antara karya dua dimensi dengan tiga dimensi. Objek karya seni rupa dua dimensi hanya dapat di lihat dari satu sisi saja, tetapi karya tiga dimensi dapat di lihat lebih dari dua sisi.

Pameran Karya Seni Rupa 3D


B. Jenis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

    Seperti juga karya seni rupa dua dimensi, berdasarkan fungsinya karya seni rupa tiga dimensi dibedakan menjadi karya yang memiliki fungsi pakai (seni rupa terapan-applied art) dan karya seni rupa yang hanya memiliki fungsi ekspresi saja (seni rupa murni-pure art). Perbedaan fungsi ini pada dasarnya ditentukan oleh tujuan pembuatannya. Karya seni rupa sebagai benda pakai yang memiliki fungsi praktis dibuat dengan pertimbangan fungsinya. Dengan demikian bentuk benda atau karya seni rupa tersebut akan semakin indah dilihat dan semakin nyaman digunakan. Tahukah kamu bahwa mobil yang kita tumpangi, kursi yang kita duduki, telepon genggam yang kamu gunakan adalah juga karya seni rupa tiga dimensi? Coba kamu jelaskan mengapa benda-benda tersebut dikategorikan karya seni rupa tiga dimensi.

    Karya seni rupa dapat pula di bedakan atau dikategorikan berdasarkan temanya. Tema merupakan gagasan pokok dalam sebuah karya seni. Tema seringkali dikatakan sebagai persoalan utama yang diungkapkan oleh seniman atau perupa dalam karyanya. Tema tidak selalu tampak secara kasat mata (eksplisit) tetapi lebih sering tersirat (implisit). Sebagai contoh, tema lingkungan misalnya, dapat diidentifikasi dengan objek-objek natural (alam) seperti flora, fauna atau pemandangan alam yang indah, tetapi dapat juga melalui objek-objek yang berlawanan atau bertentangan dengan kaidah-kaidah keindahan alam. Walaupun akan tampak seperti berlawanan, tetapi pesan yang ingin disampaikan oleh perupa atau senimannya ada dalam tema yang sama yaitu  kepedulian terhadap kelestarian lingkungan. Perhatikan karya-karya seni rupa yang ada disekitarmu, seperti yang ada dalam berbagai media cetak atau elektronik. Kemudian cobalah kenali tema pada masing-masing karya seni rupa tersebut.

    Perhatikan tabel dan gambar berikut ini, dapatkah kamu membedakan karya seni rupa tiga dimensi yang memiliki fungsi pakai dan yang memiliki fungsi ekspresi saja? Pilih jenis karya apa yang terdapat pada kolom di sampingnya dan jelaskan alasan kamu menentukan jenis karya tersebut. Diskusikanlah jawabanmu dengan teman-teman kamu.


Bentuk/Dimensi:
2 Dimensi ....
3 Dimensi ....

Fungsi:
Pakai/Terapan ....
Ekspresi/Hias ....



Bentuk/Dimensi:
2 Dimensi ....
3 Dimensi ....

Fungsi:
Pakai/Terapan ....
Ekspresi/Hias ....


C. Nilai Estetis Karya Seni Rupa Tiga Dimensi

    Mempelajari seni tidak terlepas dari persoalan estetika dan keindahan. Estetika identik dengan seni dan keindahan. Pendapat ini tidak salah, tetapi tidak sepenuhnya tepat. Perkembangan konsep dan bentuk karya seni menyebabkan pembicaraan tentang estetika tidak lagi semata-mata merujuk pada karya seni yang indah dan sedap dipandang mata. Dengan memahami persoalan estetika dan seni diharapkan wawasan kamu dalam melakukan apresiasi, kritik maupun berkarya seni semakin terbuka. Menghadapi karyakarya seni yang dikategorikan “tidak indah”, kamu tidak sekonyong-konyong memberikan penilaian buruk, tidak pantas dan sebagainya. Sebagai seorang pelajar seharusnya kamu lebih bijaksana untuk melihat latar belakang dibalik penciptaan sebuah karya seni, mencari nilai keindahan dan kebaikan yang tersembunyi dari karya tersebut. Hal ini akan membantu kamu menjadi seorang kreator, apresiator, dan kritikus seni yang baik.



    Nilai estetis pada sebuah karya seni rupa dapat bersifat objektif dan subyektif. Nilai estetis bersifat objektif memandang keindahan sebuah karya seni rupa berada pada karya seni itu sendiri secara kasat mata. Keindahan sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi yang baik, perpaduan warna yang sesuai, penempatan objek yang membentuk kesatuan, dan sebagainya.

    Keselarasan dalam menata unsur-unsur visual ini dapat dikatakan sebagai salah satu nilai estetis yang dimiliki oleh sebuah karya seni rupa.

    Tidak demikian halnya dengan nilai estetis yang bersifat subyektif, keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang dicerap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya. Misalnya ketika kamu melihat sebuah karya seni lukis atau seni patung abstrak, kamu dapat menemukan nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya tersebut. Kamu merasa tertarik pada apa yang ditampilkan dalam karya tersebut dan merasa senang untuk terus melihatnya bahkan ingin memilikinya walaupun kamu tidak tahu objek apa yang ditunjukkan oleh karya tersebut.

    Temanmu mungkin tidak tertarik pada karya tersebut dan lebih tertarik pada karya lainnya. Perbedaan inilah yang menunjukkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni rupa dapat bersifat subyektif.


D. Proses Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi

    Pembuatan karya seni rupa tiga dimensi yang paling sederhana sekalipun dilakukan dalam sebuah proses berkarya. Tahapan dalam berkarya ini berbeda-beda sesuai dengan karakteristik bahan, teknik, dan alat yang digunakan untuk mewujudkan karya seni rupa tersebut.

    Tahapan dalam berkarya seni rupa tiga dimensi ini seperti juga karya seni rupa pada umumnya, dimulai dari adanya motivasi untuk berkarya. Motivasi ini dapat berasal dari dalam maupun diri perupanya. Ide atau gagasan berkarya seni rupa tiga dimensi dapat diperoleh dari berbagai sumber. Cobalah perhatikan benda-benda dan peristiwa sehari-hari di sekitar kamu, amati berbagai karya seni rupa tiga dimensi dari berbagai media cetak maupun elektronik, kemudian kembangkan hasil pengamatan kamu menjadi gagasan berkarya seni rupa.Pilihlah bahan, media, alat dan teknik yang kamu kuasai atau ingin kamu coba dan mulailah berkreasi membuat karya seni rupa tiga dimensi.

    Perhatikan bagan berikut ini kemudian ceritakan kembali langkah-langkah dalam proses berkarya seni rupa tiga dimensi yang ditunjukan oleh bagan tersebut.



Comments


EmoticonEmoticon