Musik Tradisional (Seni Budaya Kelas X/1)
Setelah mempelajari Bab 3 tentang musik tradisional, Anda diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi beberapa definisi/pengertian musik dalam masyarakat.
2. Mendiskusikan beberapa definisi musik yang berkembang dalam masyarakat.
3. Menemukan suatu definisi musik yang dapat digunakan untuk memahami keragaman musik tradisional dalam masyarakat.
4. Mengidentifikasi simbol-simbol musikal dan nilai estetis yang tampak dalam musik tradisional.
5. Mengidentifikasi simbol non musikal dalam musik tradisional.
6. Membandingkan simbol musik pada beberapa instrumen dari budaya yang berbeda.
7. Mendiskusikan hubungan simbol musikal pada instrumen dengan nilainilai estetis yang berlaku dalam masyarakat pendukungnya.
8. Mendiskusikan hubungan simbol non-musikal dengan nilai-nilai estetis yang berlaku dalam masyarakat pendukungnya.
9. Membedakan Jenis musik tradisional yang ada di masyarakat.
10. Menjelaskan fungsi alat musik dan fungsi musik dalam kehidupan masyarakat.
11. Menganalisis alat music tradisional sebagai symbol, jenis dan fungsinya dalam masyarakat pendukungnya.
12. Memberi contoh kegunaan dan fungsi musik.
13. Membandingkan peranan atau fungsi musik dalam konteks yang berbeda.
14. Memahami pertunjukan musik tradisional
15. Membandingkan pertunjukan musik tradisional yang ada di masyarakat.
16. Mengidentifikasi suatu pola ritmik yang terdengar dalam suatu karya musik.
17. Menirukan permainan suatu pola ritmik dengan memainkan instrumen perkusif sederhana secara individual.
18. Memainkan beberapa pola ritmik dalam permainan musik secara berkelompok.
A. Pengertian Musik
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar musik, seperti di rumah, sekolah, mall, tempat-tempat rekreasi, dan lain-lain. Dapatkah kita mendefinisikan istilah ‘musik’ tersebut dengan tepat? Apa saja definisi musik yang pernah kamu ketahui? Sampai saat ini terdapat beberapa definisi yang diketahui masyarakat umum, di antaranya adalah:
Musik adalah bunyi yang disukai oleh manusia.
Musik adalah bunyi yang terdiri dari ritmik dan melodi yang teratur.
Musik adalah bunyi yang enak untuk didengar (Schafer, 1995).
Musik adalah bunyi yang disukai manusia, benarkah?
Mari kita mengidentifikasi ketiga definisi di atas, jenis atau genre musik apa yang kamu sukai? Sekarang, coba kamu dengarkan beberapa genre musik, seperti dangdut, tradisional, pop (Indonesia atau Barat), jazz, keroncong, atau musik campur sari. Genre musik apa yang kamu sukai dan tidak kamu sukai? Misalnya, salah satu di antara kamu ada yang menyukai genre musik pop (Indonesia atau Barat), tetapi tidak menyukai dangdut. Berdasarkan definisi “musik adalah bunyi yang disukai manusia” maka kamu memandang bahwa jazz merupakan musik, sedangkan dangdut mungkin tidak disukai akan kamu anggap sebagai ‘bukan musik’.
Bagaimana dengan definisi kedua, “musik adalah bunyi yang terdiri dari ritmik dan melodi”? Bagaimana pendapat kamu tentang definisi ini? Coba kamu cari dokumentasi audio dari internet atau sumber lain tentang musik yang banyak dimainkan oleh kelompok-kelompok masyarakat misalnya di Afrika atau Irian. Mereka seringkali memainkan instrumen-instrumen perkusif atau instrumen tidak bernada, seperti gendang atau drum, tepukan tangan, atau hentakan kaki, yang menghasilkan bunyi ritmis tanpa melodi.
Dengarkan contoh berikut:
Keterangan:
CL = tepukan tangan
ST = hentakan kaki
Apakah kamu setuju dengan definisi yang menyatakan bahwa, “musik adalah bunyi yang enak untuk didengar”? “Enak” merupakan suatu konsep yang memiliki makna yang berbeda pada masing-masing orang. Coba kamu bandingkan musik yang terdengar di telinga dengan rasa pedas pada suatu jenis makanan yang dirasakan oleh lidah kita. Bagi sekelompok orang yang terbiasa dengan rasa pedas, makanan itu dikatakan ‘enak’ karena mereka terbiasa dengan rasa pedas itu. Namun, rasa pedas dapat dirasakan ‘tidak enak’ oleh kelompok orang lain karena mereka tidak biasa dengan rasa pedas itu. Begitu juga dengan musik yang terdengar enak di telinga untuk jenis tertentu bagi yang menyukainya.
Musik adalah bunyi yang terdengar ‘enak’ di telinga. Benarkah?
Kondisi ini dapat digunakan untuk mendefinisikan musik. Bagaimana pendapat kamu tentang definisi musik sebagai bunyi yang terdengar ‘enak’ di telinga? Misalnya, apabila kamu memandang musik pop sebagai musik yang ‘enak’ dan keroncong dipandang sebagai musik yang ‘tidak enak’, apakah kamu akan menganggap keroncong bukan musik? Jelaskan pendapat kamu!
Musik merupakan bahasa yang universal. Benarkah?
Ada pula sekelompok orang yang memandang musik sebagai bahasa yang universal. Bagaimana pendapat kamu tentang definisi itu? Sekarang coba bayangkan. Misalkan, kamu berkunjung ke salah satu kelompok masyarakat di daerah yang berbeda dari daerah asal kamu. Apakah kelompok masyarakat itu menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi antar-anggota masyarakat? Apakah komunikasi antar-anggota masyarakat itu dapat kamu pahami dengan baik? Apabila kamu tidak memahami apa yang sedang mereka komunikasikan, apakah bahasa dapat dikatakan bersifat universal?
Sekarang, kita ganti kata ‘bahasa’ menjadi ‘musik’. Apakah musik terdapat dalam setiap kelompok masyarakat? Apakah musik yang mereka mainkan dapat kamu pahami dengan baik? Apabila kamu tidak memahami musik yang dimainkan oleh sekelompok musisi dari budaya yang berbeda, apakah musik merupakan bahasa yang universal?
Dalam kehidupannya musik sangatlah beragam, seperti diketahui adanya musik tradisional, dan musik modern. Apakah kamu mengetahu arti dari musik tradional? Jelaskan pendapat kamu!
Musik Tradisional adalah musik yang hidup dan berkembang secara turun temurun di suatu daerah tertentu. Dengan istilah lain musik tradisional disebut karawitan. Karawitan merupakan kesenian daerah yang diwujudkan dalam bentuk bahasa bunyi. Sebagaimana diungkapkan Suryana dalam Budiwati (1985) Karawitan adalah musik daerah-daerah di Indonesia. Musik adalah salah satu cabang kesenian yang mempergunakan bunyi, suara, dan nada sebagai bahan bakunya (substansi dasar). Hampir di seluruh wilayah Indonesia mempunyai seni musik tradisional yang unik dan khas. Jenis musik yang tumbuh dan berkembang di masing-masing daerah itu memiliki kekhasan dan keunikan sebagai ciri budayanya, hal itu dapat dilihat dari teknik permainannya, bentuk penyajiannya, fungsinya, maupun organologi bentuk alat musiknya, seperti gamelan dari Sunda, Jawa, dan Bali, Gambang Kromong dan Tanjidor dari Betawi, Tarling dari Cirebon, Gondang dari Sunda dan Batak, Tarawangsa dan Angklung dari Sunda, Kolintang dari Sulawesi Utara, Talempong dari Sumatera, Safe dari Kalimantan, Tifa Totobuang dari Maluku, Bijol dan Sasando dari Nusa Tenggara Timur, Pa’bas dari Toraja Sulawesi Selatan, dsbnya. Musik tradicional ini menggunakan bahasa, gaya, dan tradisi khas daerah setempat, yang perlu ditumbuhkembangkan dan dilestarikan serta dipertahankan nilai-nilai estetisnya untuk menambah perbendaharaan seni yang ada di masyarakat.
Oleh karenanya, kita sebagai generasi penerus bangsa, sepatutnyalah mengenal, melestarikan danmengapresiasinya seni musik tradisional itu yang merupakan ciri dan identitas budaya bangsa Indonesia, jangan sampai keberadaannya diakui dan dirampas oleh budaya bangsa lain. Kalau bukan kita, siapa lagi?
B. Musik Sebagai Simbol
1. Simbol Musik
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beragam kelompok masyarakat. Keberagaman kelompok masyarakat di Indonesia tersebut berdampak pula pada keberagaman hasil kebudayaan. Salah satu hasil kebudayaan dari setiap kelompok masyarakat adalah seni, termasuk musik.
Musik, seperti halnya cabang seni lain, sangat sarat dengan simbol-simbol tertentu yang berhubungan erat dengan makna tertentu dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. Simbol-simbol tersebut tampak pada karakter bunyi yang dihasilkan oleh instrumen-instrumen tersebut (musikal), termasuk vokal/suara manusia. Secara musikal, simbol-simbol musik dapat tampak pada elemen-elemen di dalamnya, seperti tinggi-rendahnya nada, ritme, dinamika, atau tempo.
Mari kita bahas masing-masing elemen musik sebagai simbol musik. Pertama, nada atau melodi yang diproduksi oleh instrumen, termasuk suara manusia atau vokal. Misalnya, bagaimana kamu memaknai suara tinggi, nyaring, atau melengking (seperti kicauan burung, sirene ambulan, suara bel sepeda) dan suara rendah (seperti suara instrumen bas).
Simbol musik selanjutnya adalah ritme. Bagaimana kamu memaknai dua pola ritme berikut.
Tuliskan pendapat kamu tentang dua contoh pola ritmik yang terdengar dan tuliskan ke dalam kolom di bawah ini!
Simbol musik juga dapat dilihat dari dinamika musik/bunyi. Bagaimana kamu memaknai rangkaian bunyi yang awalnya terdengar lembut yang semakin lama semakin keras (crescendo)? Bagaimana kamu memaknai rangkaian bunyi yang awalnya terdengar keras tetapi semakin lama semakin lembut, bahkan menghilang (decrescendo)?
Tempo juga dapat dipandang sebagai simbol musik. Bagaimana kesan kamu ketika mendengar lagu Cublak-Cublak Suweng yang dinyayikan dengan tempo cepat? Bagaimana kesan kamu apabila mendengar lagu daerah Jawa tersebut dinyanyikan dengan tempo lambat.
Simbol musik juga dapat dilihat dari aspek nonmusikalnya. Salah satu contoh simbol nonmusikal adalah instrumen musik berdasarkan pada bentuk, bahan pembuat instrumen, warna, atau ornamen-ornamen yang tampak pada instrumen tersebut. Salah satu contoh bentuk simbol ditinjau dari bahan dasar instrumennya adalah instrumen tradisional masyarakat Sunda, seperti suling Sunda, baik suling Sunda lubang enam maupun lubang empat.
Selain suling, instrumen musik tradisional Sunda yang terbuat dari bambu adalah angklung. Dalam masyarakat Sunda, angklung terdiri dari beberapa jenis. Salah satunya adalah jenis Angklung Sunda/Indonesia, yaitu jenis angklung yang seringkali kita lihat dalam pertunjukan-pertunjukan musik. Dalam proses permainan musik angklung, pemain ada yang memegang satu buah angklung, tetapi dapat pula satu orang pemain dapat memegang banyak nada dalam permainannya di bawah ini:
Berdasarkan temuan kamu pada kolom di atas, kita dapat mengatakan bahwa tiga jenis angklung atau tiga jenis instrumen yang kamu sebutkan yang berasal dari tiga kelompok masyarakat yang berbeda memiliki karakter musikal dan nonmusikal yang berbeda pula. Perbedaan itu memperlihatkan bahwa musik, sebagai alat untuk mengekspresikan gagasan atau ide pelaku musik, berhubungan erat dengan cara-cara pelaku musik mengekspresikan gagasan-gagasan mereka. Cara-cara pelaku mengekspresikan gagasan dalam musik tradisional tidak dapat terlepas dari beragam pengalaman yang diperoleh dalam lingkungan masyarakat daerah setempat. Dengan kata lain, karakter musikal maupun nonmusikal dari musik yang dihasilkan oleh pelaku musik tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang ia pelajari dalam masyarakatnya. Sebagai anggota masyarakat, seorang pelaku musik tradisional memperoleh beragam pengalaman untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, termasuk perilaku musikalnya.
Instrumen yang terbuat dari bambu, misalnya, tidak hanya ditemukan di Indonesia, tetapi digunakan pula di banyak negara lain, seperti Filipina (marimba, angklung, tumpong), Thailand (khene), Vietnam (Dan Bau), Arab (nay atau serunai Arab), Jepang (shakuhachi), dan Cina (dizi). Mengapa para pelaku musik di banyak negara menggunakan bambu untuk membuat instrumen musik? Apakah karena bambu dipandang dapat menghasilkanbunyi yang ‘indah’? Mengapa bunyi yang dihasilkan dari instrumen bambu dipandang ‘indah’ oleh masyarakat pendukungnya?
Bunyi instrumen yang terbuat dari bambu seringkali dipandang menghasilkan bunyi yang ‘indah’ oleh masyarakat pendukungnya. Misalnya masyarakat Sunda, penilaian ‘indah’ terhadap bunyi yang dihasilkan oleh angklung tersebut tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat Sunda. Masyarakat Sunda dikenal sebagai masyarakat yang akrab atau dekat dengan lingkungan alam. Mereka memandang lingkungan hidupnya sebagai sesuatu yang ‘indah’, yang harus dihormati, diakrabi, dipelihara, dan dirawat. Kedekatan masyarakat Sunda dengan lingkungan alam tampak pada tindakan mereka untuk menjadikan bahan-bahan dari lingkungan sekitar, misalnya, bambu sebagai bagian dari kebutuhan untuk mengekspresikan keindahan.
Ditinjau dari aspek musikal, bunyi yang dihasilkan dari instrumen dari bambu dipandang dapat lebih mengekspresikan gagasan mereka untuk berinteraksi dalam masyarakat. Dengar dan perhatikan potongan lagu Sampurasun yang diaransemen oleh Tedi Nur Rochmat berikut (bar 31 – 42) dengan menggunakan angklung Sunda/Indonesia.
Sampurasun
2. Nilai Estetika Musik
Pada setiap benda alam yang tercipta, disentuh dan dimodifikasi oleh manusia untuk diberinya bentuk baru, maka akan bernilai. Oleh sebab itu setiap karya seni budaya akan memiliki nilai dan fungsi tertentu sesuai dengan tujuannya, hasil karya seni itu menunjukkan maksud dan mengandung gagasan atau ide dari penciptanya. Salah satu nilai karya seni budaya itu dapat terlihat melalui suatu bentuk seni musik tradisional. Nilai merupakan sistem budaya yang cukup penting untuk dimaknai, karena nilai merupakan suatu konsep yang dipandang baik untuk digunakan sebagai acuan tingkah laku dalam kehidupan masyarakat.
Sebagaimana dikatakan Sedyawati (1993) bahwa: “Nilai seni memiliki arti sebagai nilai budaya yang didapatkan khusus dalam bidang seni yang berkenaan dengan hakikat karya seni dan hakikat berkesenian”. Merujuk pandangan itu kita dapat memaknai bahwa kesenian khususnya seni musik merupakan simbol dari suatu hasil aktivitas manusia didalam menjalani kehidupannya, dan hasil kreativitas bermusik yang memiliki nilai estetis.
Nilai estetis yang identik dengan keindahan itu, terkandung dalam konteks seni musik tradisional, memiliki ciri garapan berdasarkan pola-pola yang sudah baku.
Seni musik tradisional juga merupakan sebuah konfigurasi gagasan dan symbol kekuatan yang melampaui batas-batas realitas hidup yang ada, karena melalui pernyataan rasa estetis dan gagasan itulah musik dapat dijadikan sebagai ciri identitas budaya masyarakat pendukungnya.
Jika kita mengkaji fenomena-fenomena seni musik tradisional yang tumbuh dan berkembang di wilayah Indonesia, baik berupa lagu maupun alat musik atau instrument, senantiasa akan merujuk pada sociocultural masyarakat pendukungnya, yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan estetis, selain dapat dipergunakan dalam berbagai kepentingan seni budaya mulai dari kegiatan ritual keagamaan sampai kepada hiburan dan pertunjukan.
D. Fungsi Musik
1. Fungsi Musik tradisional
Sebelum membahas tentang fungsi musik secara lebih mendalam, sebelumnya kita harus memahami konsep ‘guna’ dan ‘fungsi’. Menurut kamu, apakah ada perbedaan di antara kedua konsep tersebut? Untuk menjawab pertanyaan itu, coba jawab pertanyaan ini:
1) Apa tujuan kamu mendengarkan musik?. Kamu mungkin akan menjawab “agar tidak terasa sepi” atau “sebagai hiburan”. Jawaban itu kemudian menimbulkan pertanyaan
2) Mengapa kamu memandang musik “sebagai “hiburan” ketika sedang belajar?
Jawaban dari pertanyaan pertama bertujuan untuk memahami arti kata‘guna’, sedangkan jawaban dari pertanyaan kedua bertujuan untuk memahami arti kata ‘fungsi’. Perhatikan gambar di bawah ini yang memperlihatkan kegunaan musik sebagai pengiring tarian:
Konsep ‘fungsi’ mengundang pandangan subjektif seseorang tentang suatu pengalaman yang pernah ia peroleh dalam kehidupannya. Sekarang, mari kita coba terapkan penggunaan dua istilah itu dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pernahkah kamu mengamati proses upacara yang selalu dilakukan pada setiap Senin di sekolah? Apakah seluruh peserta upacara diminta untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya? Apa gunanya seluruh peserta upacara menyanyikan lagu tersebut? Kamu mungkin akan menjawab bahwa Indonesia Raya dinyanyikan dalam upacara bendera karena lagu itu adalah lagu kebangsaan negara kita. Mengapa dalam upacara itu seluruh siswa harus menyanyikan lagu tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kamu harus dapat mengenal dengan baik atau mengidentifikasi peristiwa (konteks) yang terjadi ketika lagu itu dinyanyikan. Perhatikan uraian berikut:
Sekarang, pernahkah kamu menyaksikan siaran televisi yang memperlihatkan acara penyerahan piala ketika tim Indonesia memperoleh penghargaan sebagai juara umum dalam kejuaraan bulu tangkis tingkat Internasional di luar negeri? Kamu pasti akan mendengar lagu Indonesia Raya secara instrumental yang seringkali juga ikut dinyanyikan oleh anggota tim Indonesia dan seluruh masyarakat Indonesia yang menyaksikan kejuaraan internasional tersebut secara langsung di sana. Apa fungsi lagu Indonesia Raya dalam peristiwa itu?
2. Fungsi Alat Musik Tradisional
Dalam penyajiannya masing-masing alat musik/waditra memiliki fungsi yang berbeda, antara lain alat musik tradisional itu berfungsi untuk: a) Pengisi suasana dalam suatu adegan sendratari atau gending karesmen. b) Sarana komunikasi, c) Sarana pertunjukan dan hiburan yang bersifat sosial maupun komersial , d) Sarana Ekspresi diri dan kreasi.
Secara khusus fungsi alat/waditra musik dalam kelompok gamelan adalah diantaranya:
a. Waditra kenong pada prinsipnya permainan kenong merupakan aksen-aksen untuk memperkuat tabuh selentem, dan goong yang berfungsi sebagai penjaga irama atau anggeran wiletan (inter punctie),
b. Waditra Kendang dan Bonang Degung, kacapi indung sebagai anceran wiletan yaitu alat musik yang dapat dijadikan sebagai pembawa/pengatur irama yang memberi pengarahan dan menentukan embat atau tempo dari suatu lagu,
c. Waditra rebab, suling, gambang berfungsi sebagai amardawa lagu atau melodi lagu,
d. Waditra selentem, demung, saron, jentreng, diperankan sebagai arkuh lagu, atau balungan gending (cantus firmus), juga berfungsi sebagai kerangka lagu, serta
e. Waditra rincik, kacapi rincik, gambang, suling sebagai adumanis lagu atau waditra-waditra yang memberikan ornament (lilitan melodi).
Apabila kita melihat dari kuantitas waditra yang disajikan, maka akan terlihat adanya bentuk ansambel, seperti adanya kelompok:
1. Ansambel besar yaitu sajian gending gamelan Pelog Salendro, gamelan Sekaten atau Gamelan Bali.
2. Ansambel Sedang seperti gamelan Degung, Renteng, Tarling, Angklung,
3. Ansambel kecil seperti Talempong, tatagani, rengkong, Gondang
4. Ansambel mandiri seperti Karinding, Calung, Dogdog, Kacapian.
Gamelan jelas bukan alat yang asing bagi masyarakat Indonesia, karena gamelan merupakan alat musik yang terdiri dari berbagai alat musik perkusi terbuat dari perunggu atau besi, bahkan gamelan ada yang dibuat dari bambu, atau kayu yang pada umumnya cara memainkannya dipukul.
Apakah kamu tahu Gamelan yang paling popular di Negara Indonesia, tepatnya di daerah mana? Apakah kamu dapat menemukan gamelan di luar lingkungan masyarakat Sunda, Jawa, dan Bali? Termasuk pada jenis ansambel apakah gamelan itu? Coba kamu rinci alat yang termasuk pada music gamelan!
Apakah kamu pernah mengapresiasi pertunjukan tentang Gamelan Gong Gede yang tumbuh di daerah Bali? Silakan paparkan yang kamu ketahui perihal gamelan tersebut! Berapa jumlah waditranya? Apa saja nama waditra yang diimainkan pada gamelan Gong Gede?
Gamelan Gong Gede yang biasanya melibatkan 30-50 orang pemain, memiliki suara yang agung, sehingga sering dipakai untuk memainkan tabuhtabuh gending klasik yang dinamis, dan difungsikan untuk mengiringi kegiatan upacara-upacara besar keagamaan di pura-pura dan pengiring upacara istana, termasuk untuk mengiringi tari-tarian upacara seperti Tari Topeng, Tari Rejang dan Tari Pendet.
Dari berbagai sumber temuan diperoleh informasi bahwa musik gamelan dapat dimainkan dengan cara individu/semdiri sebagai konser musikal, dan bisa juga difungsikan sebagai musik pengiring vokal, pengiring pertunjukkan wayang, pertunjukan tari-tarian, upacara budaya ritual, upacara keagamaan, pesta rakyat (hajat laut, hajat hasil bumi), pengiring acara seremonial bagi keluarga kerajaan, serta gamelan dapat difungsikan sebagai media pendidikan music tradisional di sekolah dan luar sekolah juga digunakan sebagai media kreativitas untuk membuat komposisi musik modern.
Jenis alat musik tradisional lainnya yang berasal dari daerah Minahasa Sulawesi utara adalah Kolintang. Alat musik Kolintang ini terbuat dari kayu yang dimainkan oleh enam orang. Menurut informasi dari beberapa sumber nama Kolintang berasal dari suara tang (nada rendah), ting (nada tinggi), dan tong (nada sedang/biasa) ditemukan oleh orang Minahasa bernama Lintang. Alat musik Kolintang ini difungsikan untuk mengisi berbagai acara seperti pesta pernikahan, peresmian, keagamaan dan pada acara pertandingan.
Rapai adalah alat music tradisional yang berasal dari NAD Sumatera, terbuat dari bahan dasar kayu dan kulit binatang, bentuk seperti Rebana. Rapai yang memiliki ragam jenisnya (Rapai Pasee, Rapai Daboih, Rapai Geurimpheng, Rapai Pulot, dan Rapai Anak) merupakan sejenis alat music perkusi yang berfungsi sebagai pengiring seni tradisional.
Apakah kamu masih ingat dengan alat music tradisional Suku Dayak yang dipergunakan sebagai media komunikasi penyampaian maksud dan puja puji kepada yang berkuasa?
SAMPE
Alat music sejenis gitar ini merupakan alat yang dimainkan dengan cara dipetik dengan dawai 3-4 di bagian badan alat musik itu biasanya diberi ornament ukiran khas suku Dayak. berfungsi untuk mengiringi bermacam-macam tarian.
Kegiatan kamu selanjutnya adalah mencari dan mempelajari sebanyak-banyaknya alat music tradisional yang tumbuh berkembang di wilayah nusantara ini. Paparkan temuan kamu dengan mendiskusikan hasil temuan bersama teman-teman kelasmu.
• Apa nama alat music itu?
• Berasal dari daeerah mana?
• Bagaimana bentuknya?
• Bagaimana cara memainkannya?
• Apa fungsi alat tersebut dalam kehidupan masyarakat?
• Sejenis alat music apakah itu?
E. Permainan Musik
Permainan musik merupakan aktivitas musik yang dilakukan manusia. Dalam prosesnya, permainan musik dapat dilakukan secara perorangan/tunggal (solo) atau kelompok.